JATIMLIPSUS

Proyek Saluran Air di Kedungturi Kecamatan Taman Disorot

SIDOARJO, Sadap99.com

Pemerintah Desa Kedungturi, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran sebesar Rp 172.880.000 untuk kegiatan pembangunan plengsengan (pasangan batu) saluran air di RT 07, yang berlokasi di sebelah PT Ispat Indo pada Tahun Anggaran 2025.

Namun, peliputan Achmad, Kontributor Sadap99.com, pada Rabu (15/10/2025) menemukan kejanggalan dalam papan informasi proyek tersebut. Papan itu diduga tidak mencantumkan volume pekerjaan dan sumber anggaran secara rinci.

Achmad kemudian melakukan pengukuran independen di lokasi. Dari hasil pengukurannya, diperoleh data panjang pasangan batu sekitar 178 meter, dengan ketinggian 1,2 meter dan tebal rata-rata 0,35 meter. Volume pasangan batu yang terbentuk adalah 178 m x 1,2 m x 0,35 m = 74,76 m³.

Berdasarkan volume tersebut, Achmad membuat perhitungan biaya. Dengan asumsi harga satuan pasangan batu Rp 1.010.000 per m³ dan ditambah perkiraan PPn & PPh sebesar 12,5%, total biaya yang seharusnya dikeluarkan adalah:

· Total Biaya Material: 74,76 m³ x Rp 1.010.000 = Rp 75.507.600
· Perkiraan PPn & PPh (12,5%): Rp 75.507.600 x 12,5% = Rp 9.438.450
· Total Biaya: Rp 75.507.600 + Rp 9.438.450 = Rp 84.946.050

Dengan anggaran yang disediakan sebesar Rp 172.880.000, Achmad menyoroti adanya selisih yang sangat besar.

· Sisa Anggaran: Rp 172.880.000 – Rp 84.946.050 = Rp 87.933.950

“Jelas ada kelebihan biaya yang sangat signifikan. Ini yang perlu dipertanggungjawabkan oleh pihak desa,” ujar Achmad kepada Sadap99.com.

Menanggapi hal ini, Kepala Desa Kedungturi, Arifin, saat dikonfirmasi via WhatsApp pada tanggal yang sama, membenarkan bahwa volume tidak tercantum di papan informasi.

“Volume kegiatan sudah tercantum dalam APBDes, semua ada di sana. Untuk kegiatan ini, volumenya menyesuaikan dengan lokasi. Kami juga dalam pengerjaannya melibatkan dua orang insinyur teknik sipil,” jelas Arifin.

Di tempat terpisah, Direktur Konstruksi LSM Wadah Aspirasi Rakyat (WAR), Ir. Haryanto B, SH, M.Si, memberikan tanggapan setelah melihat dokumentasi foto dari lokasi proyek.

Ia menyoroti kualitas pekerjaan yang dinilai tidak sesuai standar. “Untuk pekerjaan sederhana seperti pasangan batu, hasilnya seperti ini. Sangat meragukan jika dikerjakan di bawah pengawasan dua insinyur. Terlihat banyak batu yang bertemu batu tanpa spesi pengikat yang memadai, dan susunannya tidak simetris; ada yang menonjol keluar, ada yang masuk ke dalam. Keterlibatan dua insinyur sipil dalam proyek ini patut dipertanyakan,” pungkas Haryanto.

Dengan adanya temuan ini, publik menunggu penjelasan yang lebih transparan dan komprehensif dari Pemerintah Desa Kedungturi mengenai penggunaan anggaran dan pengawasan kualitas proyek tersebut.

(Zein/Sadap99.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *