JATIMLIPSUS

Diduga Ada Penyimpangan dalam Proyek Normalisasi Saluran di Krian, Sidoarjo

Sidoarjo – Sadap99.com

Proyek pemeliharaan dan normalisasi saluran sekunder di Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Sidoarjo, diduga mengalami sejumlah penyimpangan dan lepas dari pengawasan. Proyek dengan nilai kontrak Rp170.940.000 (seratus tujuh puluh juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah) ini didanai APBD Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2025.

Berdasarkan informasi, nomor kontrak proyek adalah 2.35/SPK-PL.SDA/PUBMSDA/2025, tertanggal 15 Agustus 2025. Pelaksanaan pekerjaan direncanakan selama 60 hari kalender, dari 21 Agustus hingga 19 Oktober 2025. Penyedia jasa untuk proyek ini adalah CV Bangun Karta, dengan CV Wahana Kreasi Enginering sebagai konsultan pengawas.

Seorang warga setempat, Ahmad (40), melaporkan adanya sejumlah kejanggalan dalam pelaksanaan proyek tersebut. “Pekerjaan dilaksanakan tanpa pengawasan yang memadai,” ungkapnya kepada Sadap99.com pada Senin, 29 September 2025.

Ahmad juga menyampaikan beberapa temuan yang diduga menyimpang dan berpotensi menurunkan kualitas serta kuantitas pekerjaan. Beberapa poin yang diungkapkannya antara lain:

1. Molen Tidak Dioperasikan: Molen tidak pernah digunakan untuk mendukung pekerjaan pasangan batu kali.
2. Material Pasir Tidak Sesuai Standar: Material pasir yang digunakan diduga bukan pasir pasang sesuai SNI. Pasir tersebut berwarna merah kekuningan yang identik dengan pasir gunung dan memiliki kandungan debu sangat tinggi, sekitar 17% berdasarkan metode uji pisah air.
3. Campuran Spesi Tidak Ditakar: Campuran spesi tidak ditakar dengan benar, dengan perbandingan diduga mencapai 1:8. Hal ini diperparah dengan tidak dioperasikannya molen, yang seharusnya menghasilkan campuran yang homogen dan tepat.
4. Pekerja Tidak Menggunakan APD: Pekerja tidak mematuhi aturan dengan tidak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).
5. Gradasi Batu Kali Tidak Sesuai: Gradasi material batu kali diduga tidak memenuhi ketentuan SNI. Batu yang digunakan berwarna putih kekuningan, dengan ukuran bervariasi, dan bukan merupakan batu belah.

Menanggapi hal ini, Suprayitno, Kabid Drainase, melalui pesan WhatsApp menyampaikan terima kasih atas perhatian media. “Diharapkan kontraktor dapat menghasilkan konstruksi yang optimal dan hasil yang maksimal,” pungkasnya.

Secara terpisah, aktivis anti-korupsi, Ir. Haryanto B, S.H., M.Si., menyoroti ketidakhadiran konsultan pengawas di lokasi. “Dilihat dari kondisi fisik, proyek ini saat tim melakukan monitoring tidak didapati konsultan pengawas di lokasi, bisa dikatakan lepas dari pengawasan. Akibatnya, paket kegiatan ini dilaksanakan asal-asalan, sehingga kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun drastis dari yang diinginkan dalam kontrak,” tegasnya. (zein)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *