Kirab Peringatan Hari Santri 2025 di Desa Klungkung
JEMBER, SADAP99.COM
Sebanyak seribu lebih warga Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025 dengan menggelar kirab keliling tiga dusun, Rabu (22/10/25) pagi. Kegiatan yang diikuti pelajar dari berbagai tingkat pendidikan, ibu-ibu Muslimat, serta masyarakat umum ini start dan finish di Balai Desa setempat.
Sebelum kirab dimulai, digelar upacara bendera di lapangan Desa Klungkung. Kyai Hamdan Maqtub bertindak sebagai pembina upacara, dengan komandan upacara dari kalangan santri Pondok Pesantren Ratu.
Peringatan HSN 2025 yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” dihadiri oleh Kepala Desa Klungkung beserta perangkatnya, Muspika Kecamatan Sukorambi, para kiai, ustaz, santri, kepala sekolah, tokoh masyarakat, dan warga setempat.
Rendi Firmansyah, selaku panitia seksi acara, menekankan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar seremoni. “Ini adalah momen untuk merefleksikan semangat perjuangan, ketekunan menuntut ilmu, dan dedikasi kaum santri dalam membangun Indonesia,” ujarnya.
Rendi menambahkan, peringatan HSN di Desa Klungkung berlangsung selama tiga hari. Rangkaian acara dimulai dengan selamatan desa pada Senin (20/10) sebagai bentuk syukur, dilanjutkan Khotmil Qur’an pada Selasa (21/10), dan puncaknya pada Rabu (22/10) dengan upacara bendera dan kirab santri. Para peserta kirab mengenakan busana muslim putih, kopyah, dan sarung.
“Kegiatan ini cukup diapresiasi masyarakat dan dunia pendidikan setempat. Di hari pertama ada tradisi penyembelihan 41 ayam, penampilan pencak silat, serta pembagian doorprize bagi peserta jalan sehat,” pungkas Rendi.
Kepala Desa Klungkung, H. Abdul Gofur, menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas partisipasi seluruh warga, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan. “Sejak 2021 hingga 2025, kami tetap komitmen merayakan Hari Santri Nasional secara meriah dan berjalan lancar,” ungkapnya.
Gofur juga berharap peran pesantren dan santri terus berkembang sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, bukan hanya sebagai lembaga keagamaan, melainkan juga sebagai inkubator ekonomi umat, pusat literasi, dan laboratorium kebudayaan.
Pewarta: Suyanto